Senin, 14 Juli 2008

FENOMENA PLAGIARISME DI KALANGAN MAHASISWA

A. PENDAHULUAN

Masyarakat Indonesia beberapa tahun belakangan ini mulai terjangkiti budaya instan. Budaya ini menginginkan segala sesuatu dilakukan dengan cepat sehingga diperoleh hasil yang instan. Budaya instan ini telah menjangkiti hampir seluruh lapisan masyarakat mulai dari rakyat biasa hingga pejabat tinggi. Cakupan budaya instan ini mulai dari makanan hingga penerbitan ijazah palsu. Hal ini tidak hanya mempengaruhi pola hidup masyarakat, tetapi juga membawa pengaruh negatif terhadap kemajuan bangsa Indonesia.

Plagiarisme merupakan salah satu contoh dari budaya instan. Fenomena plagiarisme telah menjamur di berbagai bidang. Hal yang paling menyedihkan adalah praktik plagiarisme di bidang pendidikan. Para pelaku dunia pendidikan yang notabene adalah orang yang berpendidikan, yang pernah mengenyam bangku sekolah, hendaknya menjadi perintis usaha pemberantasan plagiarisme. Namun kenyataannya, plagiarisme menjadi kegiatan yang mudah untuk dijumpai dalam masyarakat. Praktik plagiat yang dimulai dari mencontek pekerjaan rumah hingga menjiplak tugas akhir sebagai mahasiswa yaitu skripsi dan tesis. Sekarang ini jasa penyusunan skripsi dan tesis telah menjamur di kota – kota besar, seperti Jakarta, Surabaya bahkan Yogyakarta yang terkenal sebagai kota pelajar.

Apabila disadari betul, sesungguhnya tidak ada keuntungan yang didapat dari praktik plagiat ini. Yang ada hanyalah kerugian bagi plagiator dan orang yang menciptakan karya orisinil. Kalaupun ada yang merasa untung, seseorang tersebut hanya akan merasa untung sesaat dari suatu kebohongan yang telah ia lakukan. Dampak yang jelas akan tewujud yaitu kemerosotan moral bangsa.

Dalam kesempatan ini, penulis membuat makalah ini sebagai wujud keprihatinan penulis dan sebagai rasa penyesalan penulis terhadap fenomena plagirisme. Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang praktik plagiarisme di kalangan mahasiswa, faktor penyebab serta beberapa saran untuk mencegah perkembangan plagiarisme. Semoga apa yang penulis sampaikan dapat mencerahkan hati dan menjernihkan pikiran mahasiswa pada umumnya serta penulis pada khususnya. Sehingga sedikit demi sedikit dapat menghilangkan praktik plagiarisme.

B. PEMBAHASAN

Menjadi seorang mahasiswa tidak bisa lepas dari yang namanya tugas, mulai dari pekerjaan rumah hingga skripsi bagi mahasiswa strata 1 dan tesis bagi mahasiswa pascasarjana. Dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen, karya ilmiah, mahasiswa tentu saja membutuhkan beberapa referensi baik dari buku, koran, maupun dari internet. Referensi – referensi ini seharusnya dijadikan sebagai materi pelengkap ataupun sebagai keterangan tambahan yang digunakan untuk memperkuat gagasan yang dibuat oleh mahasiswa. Tetapi entah mengapa, disadari atau tidak mahasiswa seringkali menggunakan refernsi tersebut sebagai isi dari makalahnya tanpa mencantumkan sumber kutipannya. Tindakan inilah yang disebut sebagai plagiat.

Istilah plagiat muncul karena adanya usaha pengakuan karya orang lain menjadi karya si plagiator. Pernyataan ini sesuai dengan pengertian plagiat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. ”Plagiat ialah pengambilan karangan orang lain dan menjadikannya seolah – olah karangan sendiri. Plagiarisme adalah penjiplakan yang melanggar hak cipta.” Senada dengan pengertian plagiat dan plagiarisme yang tertera dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dalam Oxford Dictionary juga dijelaskan bahwa plagiarisme merupakan suatu kegiatan menyalin karya orang lain dan mengakuinya sebagai karya sendiri. Plagiarize is copy another person’s work, ideas, words, etc and pretend that they are your own.

Praktik plagiarisme di dunia pendidikan merupakan sebuah pukulan keras yang pasti akan merusak citra dan menodai reputasi dunia pendidikan. Praktik ini dilakukan oleh orang – orang yang berkecimpung di dunia pendidikan mulai dari peserta didik hingga pejabat yang memalsukan ijazah. Fenomena ini seakan telah berkembang dan menjadi trend dikalangan masyarakat. Bagaimana tidak? Praktik plagiarisme yang semakin hari semakin menjamur hampir di seluruh lapisan masyarakat tidak bisa lepas dari adanya dukungan yang memfasilitasi praktik tersebut. Masyarakat tidak dapat memungkiri adanya jasa penyusunan skripsi dan tesis telah memperlancar praktik plagiarisme.

Masyarakat, khususnya mahasiswa, hendaknya menyadari bahwa kebiasaan memplagiat pekerjaan orang lain justru akan merugikan diri sendiri dan orang yang mempunyai karya itu. Disadari atau tidak, tindakan ini akan membuat pikiran mahasiswa terbelenggu oleh pekerjaan orang tersebut. Kebebasan berpikir dan mengeluarkan ide – ide terasa semakin sulit. Selain itu tidak ada lagi penghargaan terhadap karya orisinil karena lunturnya moral mahasiswa. Hasil karya yang monoton akan semakin banyak dijumpai dan sulit untuk menemukan karya yang lebih baik bila praktik plagiarisme masih terus berlanjut.

Meskipun telah nampak berbagai dampak negatif dari plagiarisme, namun pada kenyataanya plagiarisme masih tetap ada di lingkungan akademis. Hal ini tentu saja menimbulkan pertanyaan – pertanyaan besar seperti faktor apa yang menyebabkan plagiarisme masih tetap berlangsung di lingkungan mahasiswa? Lalu adakah upaya untuk memberantasnya?

Adapun beberapa faktor yang menyebabkan plagiarisme masih terjadi di kalangan mahasiswa adalah:

1. Kurangnya pengetahuan tentang aturan penulisan karya ilmiah.

Dosen seringkali memberikan tugas kepada mahasiswanya untuk membuat tulisan karya ilmiah, seperti makalah. Dalam membuat karya tersebut tidak jarang mahasiswa memerlukan beberapa referensi untuk melengkapi tugas mereka. namun dalam praktiknya, mereka tidak hanya sekedar menjadikannya referensi, tetapi mereka juga menjadikannya sebagai isi dari tugas mereka. Mereka tidak mencantumkan sumber dari referensi tersebut. Bahkan bukan tidak mungkin seorang mahasiswa melakukan copy – paste pekerjaan temannya atau seniornya.

Kurangnya pengetahuan mereka tentang tata cara penulisan karya ilimiah merupakan suatu penyebab terjadinya plagiarisme atau copy – paste. Referensi yang hanya sebagai penguat gagasannya hendaknya dia mencantumkan sumber referensi tersebut sebagai penghargaan terhadap orisinalitas sebuah karya tulis. Karena minimnya pengetahuan mahasiswa tentang cara penulisan karya ilmiah, dia tidak mencantumkan sumber dari referensi tersebut sehingga secara tidak sadar dia telah melakukan plagiarisme.

2. Penyalahgunaan tehnologi.

Kemajuan tehnologi telah memperkenalkan internet kepada mahasiswa. Di dalam internet inilah mahasiswa mendapatkan kemudahan untuk memperoleh referensi. Seorang mahasiswa yang hendak mencari referensi tinggal mengetik ”kata kunci” dan beberapa saat kemudian referensi – referensi yang di inginkan muncul dalam layar monitor.

Kemudahan – kemudahan dalam mengakses internet inipun tidak jarang disalahgunakan oleh mahasiswa. Tanpa berpikir panjang, mahasiswa melakukan copy – paste tanpa mencantumkan sumber copy-an dari referensi tersebut. Bahkan tidak jarang mahasiswa mengumpilkan tugas dari hasil copy –paste tanpa adanya pengeditan terlebih dahulu.

3. Malas.

Sifat malas merupakan sifat manusiawi, tak terkecuali bagi mahasiswa. Mahasiswa menjadi jenuh dan malas karena selalu dihadapkan dengan tugas yang menumpuk. Tugas dari berbagai mata kuliah tidak jarang mempunyai deadline yang hampir bersamaan. Hal ini tentu saja membuat mahasiswa kurang optimal mengerjakan tugasnya. Tidak jarang pula mahasiswa mengerjakan tugas dengan jalan pintas. Berdalihkan keterbatasan waktu, mahasiswa melakukan copy – paste atau plagiarisme dari pekerjaan teman ataupun hasil browsing di internet.

4. Tidak percaya diri

Ketidakpercayaan diri juga merupakan faktor penyebab dari plagiarisme. Mahasiswa seringkali merasa takut untuk mengeluarkan ide – idenya karena kurangnya rasa percaya diri. Mereka beranggapan bahwa ide – ide mereka tidak layak ataupun tidak dapat diterima oleh publik. Mereka menilai hasil kutipan atau plagiat adalah karya yang sempurna. Padahal hal itu belum tentu benar. Tanpa menuangkan ide – ide mereka yang orisinil dan memperlihatkannya pada publik, mereka tidak akan pernah tahu apakah ide mereka itu bagus atau tidak.

5. Hanya menginginkan nilai bagus

Apakah tujuan dari mahasiswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen? Kebanyakan dari mereka pasti menginginkan nilai yang bagus. Penulis sendiri juga pernah berasumsi seperti itu. Terkadang dosen memberikan tugas karya ilmiah dengan memberi batas minimal referensi yang harus digunakan. hal ini tentu saja menimbulkan asumsi pada diri mahasiswa yaitu semakin banyak referensi maka mereka akan mendapat nilai semakin bagus. Mahasiswapun berlomba – lomba untuk memperoleh referensi yang bagus untuk dijadikan isi dari karya mereka. Demi memperoleh nilai bagus, mahasiswa melakukan plagiarisme. Mereka hanya mengutamakan nilai bagus tanpa berpikir dampaknya.

6. Sanksi belum ditegakkan secara tegas

Dalam dunia pendidikan di Indonesia, upaya perlindungan terhadap hak paten dari suatu karya ilmiah masih sedikit. Penegakan hukum terhadap tindakan plagiat suatu karya ilmiah juga masih lemah. Kalaupun ada yang sering terkena hukuman adalah mahasiswa yang ketahuan melakukan plagiarisme. Sedangkan bagi orang yang menawarkan jasa penyusunan dan penjualan skripsi serta tesis masih sering lepas dari jerat hukum. Sehingga penjiplakan suatu karya ilmiah masih sangat mudah untuk dilakukan. Bahkan untuk mengetahui keaslian dari karya tulis tersebut sangat sulit dilakukan. Oleh sebab itu plagiarisme sulit diberantas.

Melihat dari faktor – faktor yang menyebabkan plagiarisme tetap berlangsung di kalangan mahasiswa, ada beberapa hal yang harus diperhatin untuk mengurangi plagiarisme tersebut, yaitu:

1. Mempelajari tata cara penulisan karya ilmiah

Mahasiswa dapat memanfaatkan tehnologi untuk mempelajari tata cara penulisan suatu karya ilmiah yang benar. Mahasiswa dapat mengakses situs VAIL. Situs ini dapat memberikan suatu bimbingan tentang bagaimana cara menulis suatu karya ilmiah yang benar tanpa adanya plagiarisme. Penulis juga mernah melakukan plagiarisme. Dosen penulis, Dr. Gunawan, memberitahukan tentang adanya situs, VAIL, yang dapat dijadikan bahan pembimbing menulis secara orisinal. Setelah membaca apa yang ada dalam situs VAIL tersebut, penulis sadar bahwa plagiarisme merupakan tindakan yang tidak baik. Karena itulah penulis berusaha untuk menghilangkan kebiasaan buruk tersebut.

2. Tindakan yang tegas bagi para pelaku plagiat

Tindakan plagiarisme yang menjamur di kalangan mahasiswa hendaknya menjadi cambuk bagi masyarakat pendidikan. Penegak hukum hendaknya memberikan sanksi yang tegas bagi para pelaku plagiarisme. Hal ini dilakukan agar para pelaku tersebut jera dengan perbuatan mereka. Penegak hukum dan masyarakat hendaknya menyadari bahwa plagiarisme hanya akan membawa keterpurukan bangsa.

3. Menanamkan moral pada masing – masing pribadi

Penanaman moral mempunyai peran penting dalam pemberantasan plagiarisme. Apabila dalam diri mahasiswa telah tertanam moral yang baik maka kenginginan untuk melakukan plagiarisme akan sirna. Seorang mahasiswa yang bermoral baik pasti akan menghargai hasil karya orang lain. Penghargaan terhadap orisinalitas sebuah karya juga merupakan suatu wujud dari kejujuran mahasiswa tersebut.

4. Meluruskan tujuan mengerjakan tugas

Mahasiswa hendaknya mempunyai pandangan ke depan. Mereka hendaknya meluruskan tujuan mereka dalam mengerjakan tugas. Mereka harus meyakini bahwa apa yang mereka kerjakan akan bermanfaat pada suatu saat. Dalam mengerjakan tugas pun mereka harus menikmati prosesnya, sebab nilai yang bagus bukanlah tujuan akhir dari sebuah tugas yang diberikan oleh dosen.

C. PENUTUP

Di Indonesia, praktik plagiarisme di dunia pendidikan sudah semakin memprihatikan. Mahasiswa yang diharapka dapat memajukan bangsa tidak jarang menjadi pelaku plagiarisme. Dilihat dari segi manapun, plagiarisme hanyalah upaya pembodohan generasi penerus bangsa. Para pelakunya tidak akan mendapat keuntungan yang menjanjikan. Hendahnnya mahasiswa sadar akan bahaya dari plagiarisme. Potensi yang ada dalam diri mereka hendaknya mereka kembangkan secara optimal.

Adapun beberapa faktor yang menyebabkan plagiarisme masih terjadi di kalangan mahasiswa adalah:

1. Kurangnya pengetahuan tentang aturan penulisan karya ilmiah.

2. Penyalahgunaan tehnologi.

3. Sanksi belum ditegakkan secara tegas

4. Hanya menginginkan nilai bagus

5. Tidak percaya diri

6. Kemalasan pada diri mahasiswa.

Melihat dari faktor – faktor yang menyebabkan plagiarisme tetap berlangsung di kalangan mahasiswa, ada beberapa hal yang harus diperhatin untuk mengurangi plagiarisme tersebut, yaitu:

1. Mempelajari tata cara penulisan karya ilmiah

2. Tindakan yang tegas bagi para pelaku plagiat

3. Menanamkan moral pada masing – masing pribadi

4. Meluruskan tujuan mengerjakan tugas

Untuk memberantas plagiarisme diperlukan adanya kerjasama yang baik antara masyarakat dan penegak hukum.

Editor: Arix Leo Boys

Tidak ada komentar: